Selasa, 03 Juni 2014

PDKT

Pada malam yang cerah di terangi ribuan bintang yang indah, aku bersama temanku ali namanya pergi mencari makanan dan kamipun memutuskan untuk makan di sebuah warung makan BURJO. Warung makan yang satu ini cukup terkenal di daerah Yogyakarta karena jumlahnya yang cukup banyak dan harga-harganya pun cukup bersahabat di kalangan mahasiswa seperti kami ini.
Aku langsung duduk dan memesan dua porsi makanan, di warung yang cukup ramai ini dan di temani suara mobil yang berlalu lalang di Ring Road, yang menyerupai jalan tol, sambil menunggu pesanan datang, aku iseng-iseng saja meminta nomer cewe kepada temanku ini, ya karena memang temanku Ali ini kuliah di STIKES sedangkan aku kuliah di universitas, dan aku yakin dia memiliki banyak kenalan perempuan,  namun Ali seperti enggan memberikan nomer kepada orang asing sepertiku, apa kata temannya nanti bila ia seenaknya memberikan nomer ke orang lain, ternyata filingku salah, akhirnya Ali memberikan salah satu nomer yang tersimpan di contact handphone nya.
“Terimakasih Ali”,                                                                                                      
“ya, kamu jangan jailin orang ini, awas aja kalo kamu jailin” ancam Ali
Beres bos, jawabku sambil menyengir kecil.
Suasana yang begitu ramai diwarung makan ini, membuat pesanan makan kami agak sedikit terlambat, “den ayo cari tempat lain aja” ringis Ali kelaperan.
“tanggung Li, sudah dipesan” bujukku untuk bersabar
Percakapan aku dengan Ali pun sempat terhenti karena pesanan sudah tiba, tanpa basa-basi Ali dan aku yang sedari tadi sudah menahan lapar cukup lama langsung melahap tanpa ampun.Seperti orang yang belum makan 3 hari, satu porsi makanan tadi langsung habis dalam beberapa menit saja.
“Eeeee” sendawa Ali
“dih jorok banget ini anak
Setelah perut terasa kenyang dan kurasakan kantuk, akupu mengajak Ali untuk balik ke kost,
“ayo Li balik ??”
Ali pun mengiyakan, mungkin Ali pun merasakan kantuk seperti yang aku rasakan.
Sesampainya di kost, rasa kantuk yang dari tadi merasuki tubuhku ini hilang, entahlah. Aku malah kepikiran percakapanku dengan Ali dan akupun langsung teringat langsung dengan nomer yang tadi di berikan oleh temanku ini.
Di temani suasana yang sunyi dan hanya terdengar suara jangkrik yang saling bersautan, aku tanpa berfikir panjang langsung mengirimkan pesan singkat atau bahasa gaulnya “SMS”,
“Permisi”, aku membuka percakapan singkat/SMS
“Iya, ini siapa?” Balasnya
“Aku Deny temannya Ali”, balasku dengan jujur, ya dari pengalaman teman-temanku sewaktu SMA yang pernah aku temui, ketika berkenalan biasanya mereka tidak mau menggunakan nama aslinya, aku memilih menggunakan nama asliku.
“Oh iya”, balasnya singkat
“Ini Dilla kan?” Aku mengetahui namanya dari temanku Ali
“Iya, Aku teman baiknya Ali”,
“Salam kenal ya”. Sms penutup dariku
“iya”, Dilla mengiyakan.
Suara jangkrik masih terdengar saling bersautan, malah sepertinya kawanan jangkrik ini semakin banyak saja, buktinya suaranya semakin keras ku dengar, dingin kurasakan dan aku memaksakan untuk tidur karena besok aku ada kuliah jam 7 pagi.
Keesokan harinya, suasana yang sejuk aku terbangun agak kesiangan mungkin karena faktor semalam yang ku alami. Aku bergegas mandi karena aku hampir kesiangan dan celakanya lagi mata kuliah pagi ini adalah matematika, bukannya apa-apa. Tapi masalahnya, dosen matematika ini , dia selalu ON TIME untuk tiba di kelas, wah mati aku. Selesai mandi, tanpa buang-buang waktu aku langsung berlari, ya tidak seperti mahasiswa lainnya yang menggunakan kendaraan bermotor Untuk tiba di kampus,  aku menempuh perjalanan ke kampus dengan berjalan kaki. Ya jalan kaki kan sehat teman.
Alhamdulillah sesampainya di kelas, ternyata aku belum telat. Mungkin sama seperti yang aku rasakan, malas sekali rasanya ketika kita berhadapan dengan mata kuliah yang satu ini, selain membuat otak kita panas, dosennya pun tidak bersahabat. Contohnya, beliau menjelaskan materi dengan sangat cepatnya tanpa memikirkan nasib kami para mahasiswa, apakah sudah faham atau belum?? Ya kami sendiri pun tak tau apakah kami sudah faham.
Seperti biasa, perkuliahan berjalan dengan membosankan, itulah yang aku rasakan. Rasanya ingin teriak ketika akhirnya bisa keluar kelas matematika. Awan mendung menyelimuti kota Yogya, dan akupun berlekas untuk pulang. Berbeda dengan berangkat kuliah, kalo pulang kuliah biasanya aku selalu nebeng temanku yang kebetulan searah dan aku bersyukur.
Tiba di kost dengan tepat waktu, karena di luar sana kami di kejar oleh hujan seperti hendak menagih hutang yang sudah nunggak 3 bulan,tetapi temanku tetap memaksakan untuk pulang meskipun hujan sudah turun dengan begitu derasnya.
“Makasih ya wan”, hati-hati di jalan
“iya”, jawabnya sambil menarik gas motor.
Aku bersyukur karena memiiki teman yang baik seperti Iwan ini, yang bisa aku tebengin  tiap pulang kampus. Hhee. Ya kita sesama manusia memang saling membutuhkan dan dibutuhkan.
Tanpa ada kegiatan di kampus alias mahasiswa “Kupu-kupu”  kuliah-pulang. Bukan tanpa adanya kemauan, sebelumnya aku sudah pernah mendaftar di organisasi “MAPALA” Mahasiswa pecinta alam, tapi sayangnya aku gagal masuk organisasi yang satu ini. Ya mau gimana lagi, mungkin tahun depan aku akan mencoba organisasi lain.
Beginilah nasib mahasiswa kupu-kupu, membosankan ! tanpa adanya kegiatan selain kuliah dan kuliah.
Aku sms Dilla lagi, dan mengobrol lewat sms,
3 hari berlalu dengan cepat, dan aku jadi sering sms-an sama Dilla. Walaupun belum pernah bertatap muka, tapi tak apalah biarkan mengalir dengan mengikuti jalannya waktu. Ingin rasanya memiliki pacar di daerah Yogya ini yang kuyakini kalo kita pacaran maka akan menambah semangat dan gairah dalam menjalani hidup.
Sabtu pagi aku bangun pukul 05.00, 2 rakaat dilanjutkan mandi dan sarapan, seperti biasa aku menjalani kegiatan rutinku sebagai mahasiswa, yaitu kuliah dan kuliah, tak ada lagi kegiatan selain kuliah karena akupun tidak mengikuti kegiatan tambahan di kampus alias mahasiswa kupu-kupu.

Pagi ini terasa berbeda, biasanya aku agak males untuk pergi kuliah, perkiraanku benar ! seandainya aku sudah berpacaran mungkin aku akan lebih bersemangat dari hari ini dan hari-hari sebelumnya. Burung-burung berterbangan di udara bersiulan dengan ramainya seperti memberikan ucapan semangat pagi kepadaku, dedaunan hijau begitu segar di pandang mata, semuanya terasa seperti mendukung aku untuk berkuliah pagi ini. Semoga saja kuliah hari ini lancar ! amin.

Pertama "Ngapel"

Pada malam yang cerah di terangi ribuan bintang yang indah, aku bersama temanku ali namanya pergi mencari makanan dan kamipun memutuskan untuk makan di sebuah warung makan BURJO. Warung makan yang satu ini cukup terkenal di daerah Yogyakarta karena jumlahnya yang cukup banyak dan harga-harganya pun cukup bersahabat di kalangan mahasiswa seperti kami ini.
Aku langsung duduk dan memesan dua porsi makanan, di warung yang cukup ramai ini dan di temani suara mobil yang berlalu lalang di Ring Road, yang menyerupai jalan tol, sambil menunggu pesanan datang, aku iseng-iseng saja meminta nomer cewe kepada temanku ini, ya karena memang temanku Ali ini kuliah di STIKES sedangkan aku kuliah di universitas, dan aku yakin dia memiliki banyak kenalan perempuan,  namun Ali seperti enggan memberikan nomer kepada orang asing sepertiku, apa kata temannya nanti bila ia seenaknya memberikan nomer ke orang lain, ternyata filingku salah, akhirnya Ali memberikan salah satu nomer yang tersimpan di contact handphone nya.
“Terimakasih Ali”,                                                                                                      
“ya, kamu jangan jailin orang ini, awas aja kalo kamu jailin” ancam Ali
Beres bos, jawabku sambil menyengir kecil.
Suasana yang begitu ramai diwarung makan ini, membuat pesanan makan kami agak sedikit terlambat, “den ayo cari tempat lain aja” ringis Ali kelaperan.
“tanggung Li, sudah dipesan” bujukku untuk bersabar
Percakapan aku dengan Ali pun sempat terhenti karena pesanan sudah tiba, tanpa basa-basi Ali dan aku yang sedari tadi sudah menahan lapar cukup lama langsung melahap tanpa ampun.Seperti orang yang belum makan 3 hari, satu porsi makanan tadi langsung habis dalam beberapa menit saja.
“Eeeee” sendawa Ali
“dih jorok banget ini anak
Setelah perut terasa kenyang dan kurasakan kantuk, akupu mengajak Ali untuk balik ke kost,
“ayo Li balik ??”
Ali pun mengiyakan, mungkin Ali pun merasakan kantuk seperti yang aku rasakan.
Sesampainya di kost, rasa kantuk yang dari tadi merasuki tubuhku ini hilang, entahlah. Aku malah kepikiran percakapanku dengan Ali dan akupun langsung teringat langsung dengan nomer yang tadi di berikan oleh temanku ini.
Di temani suasana yang sunyi dan hanya terdengar suara jangkrik yang saling bersautan, aku tanpa berfikir panjang langsung mengirimkan pesan singkat atau bahasa gaulnya “SMS”,
“Permisi”, aku membuka percakapan singkat/SMS
“Iya, ini siapa?” Balasnya
“Aku Deny temannya Ali”, balasku dengan jujur, ya dari pengalaman teman-temanku sewaktu SMA yang pernah aku temui, ketika berkenalan biasanya mereka tidak mau menggunakan nama aslinya, aku memilih menggunakan nama asliku.
“Oh iya”, balasnya singkat
“Ini Dilla kan?” Aku mengetahui namanya dari temanku Ali
“Iya, Aku teman baiknya Ali”,
“Salam kenal ya”. Sms penutup dariku
“iya”, Dilla mengiyakan.
Suara jangkrik masih terdengar saling bersautan, malah sepertinya kawanan jangkrik ini semakin banyak saja, buktinya suaranya semakin keras ku dengar, dingin kurasakan dan aku memaksakan untuk tidur karena besok aku ada kuliah jam 7 pagi.
Keesokan harinya, suasana yang sejuk aku terbangun agak kesiangan mungkin karena faktor semalam yang ku alami. Aku bergegas mandi karena aku hampir kesiangan dan celakanya lagi mata kuliah pagi ini adalah matematika, bukannya apa-apa. Tapi masalahnya, dosen matematika ini , dia selalu ON TIME untuk tiba di kelas, wah mati aku. Selesai mandi, tanpa buang-buang waktu aku langsung berlari, ya tidak seperti mahasiswa lainnya yang menggunakan kendaraan bermotor Untuk tiba di kampus,  aku menempuh perjalanan ke kampus dengan berjalan kaki. Ya jalan kaki kan sehat teman.
Alhamdulillah sesampainya di kelas, ternyata aku belum telat. Mungkin sama seperti yang aku rasakan, malas sekali rasanya ketika kita berhadapan dengan mata kuliah yang satu ini, selain membuat otak kita panas, dosennya pun tidak bersahabat. Contohnya, beliau menjelaskan materi dengan sangat cepatnya tanpa memikirkan nasib kami para mahasiswa, apakah sudah faham atau belum?? Ya kami sendiri pun tak tau apakah kami sudah faham.
Seperti biasa, perkuliahan berjalan dengan membosankan, itulah yang aku rasakan. Rasanya ingin teriak ketika akhirnya bisa keluar kelas matematika. Awan mendung menyelimuti kota Yogya, dan akupun berlekas untuk pulang. Berbeda dengan berangkat kuliah, kalo pulang kuliah biasanya aku selalu nebeng temanku yang kebetulan searah dan aku bersyukur.
Tiba di kost dengan tepat waktu, karena di luar sana kami di kejar oleh hujan seperti hendak menagih hutang yang sudah nunggak 3 bulan,tetapi temanku tetap memaksakan untuk pulang meskipun hujan sudah turun dengan begitu derasnya.
“Makasih ya wan”, hati-hati di jalan
“iya”, jawabnya sambil menarik gas motor.
Aku bersyukur karena memiiki teman yang baik seperti Iwan ini, yang bisa aku tebengin  tiap pulang kampus. Hhee. Ya kita sesama manusia memang saling membutuhkan dan dibutuhkan.
Tanpa ada kegiatan di kampus alias mahasiswa “Kupu-kupu”  kuliah-pulang. Bukan tanpa adanya kemauan, sebelumnya aku sudah pernah mendaftar di organisasi “MAPALA” Mahasiswa pecinta alam, tapi sayangnya aku gagal masuk organisasi yang satu ini. Ya mau gimana lagi, mungkin tahun depan aku akan mencoba organisasi lain.
Beginilah nasib mahasiswa kupu-kupu, membosankan ! tanpa adanya kegiatan selain kuliah dan kuliah.
Aku sms Dilla lagi, dan mengobrol lewat sms,
3 hari berlalu dengan cepat, dan aku jadi sering sms-an sama Dilla. Walaupun belum pernah bertatap muka, tapi tak apalah biarkan mengalir dengan mengikuti jalannya waktu. Ingin rasanya memiliki pacar di daerah Yogya ini yang kuyakini kalo kita pacaran maka akan menambah semangat dan gairah dalam menjalani hidup.
Sabtu pagi aku bangun pukul 05.00, 2 rakaat dilanjutkan mandi dan sarapan, seperti biasa aku menjalani kegiatan rutinku sebagai mahasiswa, yaitu kuliah dan kuliah, tak ada lagi kegiatan selain kuliah karena akupun tidak mengikuti kegiatan tambahan di kampus alias mahasiswa kupu-kupu.
Pagi ini terasa berbeda, biasanya aku agak males untuk pergi kuliah, perkiraanku benar ! seandainya aku sudah berpacaran mungkin aku akan lebih bersemangat dari hari ini dan hari-hari sebelumnya. Burung-burung berterbangan di udara bersiulan dengan ramainya seperti memberikan ucapan semangat pagi kepadaku, dedaunan hijau begitu segar di pandang mata, semuanya terasa seperti mendukung aku untuk berkuliah pagi ini. Semoga saja kuliah hari ini lancar ! amin.
Selesai berkuliah, sebagai mahasiswa yang bertitle mahasiswa kupu-kupu. Aku pun langsung pulang menebeng temanku yang sama denganku menyandang title mahasiswa kupu-kupu. Sebenarnya masih banyak sih mahasiswa yang menyandang title mahasiwa kupu-kupu, ya saking banyaknya tidak bisa aku sebutkan satu persatu, tidak butuh waktu lama aku tiba di kost, memang jarak kostku ke kampus ini tidakbegitu jauh dan ini sangat memudahkan mahasiswa seperti aku yang tidak berkendara,
“Wan mampir dulu” ajakku
“iya den next time aja lah” tolaknya.
“yaudah, makasih Wan”.
Waktu menujukan pukul 11.00 dan ini yang paling tidak aku sukai, cuaca yang tidak menentu, kemarin hujan dan sekarang panas terik, matahari penuh menampakkan wujudnya tanpa ada awan yang menghalangi, aku memutuskan untuk beristirahat di kost saja. Di dalam kost saja sudah kepanasan kaya gini, apalagi di luaran sana waahhh, gerutuku dalam hati.
Sambil tiduran, aku ambil Hpku dan ku sms Dilla kembali, 
“Dilla !”
“iya” Balasnya singkat
“Nanti malem ketemu yuk ! “ ajakku
“Oh iya, jam berapa ?”
“Jam 7 aja gimana?” Tawarku
“Iya” Dilla mengiyakan.
Yes, lega rasanya bisa mengajaknya bertemu, tetapi tegang juga rasanya, karena mungkin ini pertemuan pertama kalinya Aku dan Dilla.
Setelah mengajak Dilla ketemuan melalui sms, saking lelahnya dengan ditemani cuaca yang begitu panas aku langsung tertidur lelap di siang itu. Kalian tau aku terbangun jam berapa??
Aku terbangun pukul 18.30. kaget melihaht jam sudah menunjukan pukul 18.30, karena tidak seperti biasanya dan juga bingung karena, ya karena aku baru bangun tidur jadi separuh jiwaku masih tertinggal di dalam mimpi sewaktu tidur. Seketika aku ingat bahwa aku akan bertemu dengan Dilla untuk pertama kalinya, fikiranku langsung tertuju ke HP dan langsung aku kirimkan pesan ke Dilla.
“Dilla jadi gak??” Aku memastikan
“Iya jadi”
“Oke”.
Setelah melihat pesan balasan dari Dilla, tanpa banyak fikir aku langsung memutuskan untuk mandi dan setelah mandi aku langsung menuju ATM terdekat yang berlokasi di depan kampus UMY, ya walaupun ini pertemuan yang pertama setidaknya dompetku ini harus ada isinya, seperti pepatah bilang “sedia payung sebelum hujan”. Karena ini pertemuan yang pertama, aku berfikir sejenak.. ya aku membutuhkan seorang teman untuk menemaniku bertemu dengan Dilla.
Aku mengajak temanku, Haris namanya. Setelah kurasa siap, aku mengirimkan pesan lagi.
“Dilla, aku sudah di depan kostku ini”
“Ya tunggu sebentar “.
Kost aku memang berdekatan dengan Dilla, jadi aku dengan ditemani temanku Haris, menunggu di jalan kecil depan kostku.
Tidak butuh waktu lama, ada dua orang perempuan yang keluar dari gang kecil yang aku kira salah satunya adalah Dilla, wanita yang akan aku temui. Seperti sedang mencari seseorang, kedua wanita itu melirik kanan dan kiri, tidak lama kemudian merekapun mendekati aku dan Haris yang sedang menunggu. ya ternyata kiraanku benar, salah satu dari mereka adalah Dilla. Dengan rasa malu akupun mendekatinya dan langsung berkenalan secara resmi.
Memang benar kata Ali, ternyata Dilla memang wanita yang cantik dan aku lihat dari penampilannya wanita yang satu ini agak tomboy dan “I LIKE IT”.
“Kita ngobrol di kost aku aja yuk!!” ajak Dilla dengan nada rendah
“Ayo” Aku mengiyakan.
Kami pun pergi menuju kostnya Dilla yang lumayan dekat jaraknya dengan kostku, tidak butuh waktu lama, kami sudah sampai di kostnya Dilla, ya aku sudah bilang kostnya Dilla memang berdekatan dengan kostku, tidak sampai lima menit untuk sampai ke kost Dilla dengan hanya berjalan kaki.
Dilla pun mempersilahkan aku dan Haris duduk di teras depan kostnya, aku pun memulai pendekatan alias “Pedekate”. Kami saling menanyakan satu sama lain, semisal hobinya, kebiasaannya, apa yang tidak di senangi. Dengan fokus dan konsentrasi yang tinggi aku memperhatikan segalanya tentang Dilla. Memang Dilla wanita yang asik di ajak bicara, dan begitu pula denganku yang sedikit selengean. Ketika kami sedang asik ngobrol, tiba-tiba ada seekor tikus yang melewat dan kebetulan Dilla melihatnya, dengan ekspresinya yang kaget, Dilla terlihat lucu. Tetapi bukan kaget karena takut, dia kaget karena ukuran si tikus yang begitu besarnya, ya mungkin Dilla belum pernah menemui tikus sebesar itu di daerahnya Mataram.
Aku merasakan nyaman ketika mengobrol dengan Dilla, cara Dilla memperhatikan orang yang sedang berbicara itu membat kita merasa di hargai dan selalu diperhatikan. Nampaknya aku positif jatuh cinta. Semuanya tentang Dilla aku menyukainya. Aku ingin mengenalnya lebih dekat dan lebih dekat lagi dan aku menginginkan Dilla menjadi kekasihku seutuhnya.
Keasikan mengobrol, tidak terasa setelah aku melihat HP, ternyata jam sudah menunjukan pukul 22.30. aku memutuskan untuk pulang .
“Aku pulang dulu ya, udah malem nih gak enak sama ibu kost” Pamit ku
“Iya, hati-hati ya !”
Malam yang gelap tanpa bintang menemani perjalanan pulang ku, berbeda dengan suasana malam yang gelap, hatiku terasa terang-benderang setelah menemui Dilla, mungkinkah dia akan menjadi milikku seutuhnya? Entahlah, ku rasa terlalu jauh untuk berfikir ke arah situ, aku ingin berjalan lebih dekat untuk lebih menginali sosok Cewek Stikes ini.
Sesampainya di kost, dan Haris yang sedari tadi menemaniku pun memilih untuk tidak mampir dan langsung pulang. Setelah Haris pulang, perutku terasa lapar, dan kudengar suara perutku yang komat-kamit, akupun langsung menuju warung makan langgananku Burjo. Aku memang sudah akrab dengan penjual warung makan burjo ini dan itu membuat aku betah untuk berlama-lama mengobrol dengan penjual warung makan burjo.
Perut terasa kenyang dan setelah ku rasa bosan. Pukul menunjukan 01.00, aku pulang membawa beban karena perutku yang sudah terisi melebihi kapasitas. Di jalan kecil yang sunyi dan gelap, aku berjalan pulang.
Tak henti-hentinya aku terus memikirkan Dilla, wanita yang baru saja aku temui. Sepertinya aku langsung menyukainya, tapi aku tidak mau terburu-buru, karena aku baru mengenalnya, dan belum tentu Dilla menyukaiku? Ah entahlah. Setibanya di kost, akibat perut yang terisi penuh, rasa kantukpun tidak dapat terelakkan dan aku langsung tidur.
Keesokan harinya aku menjalani perkuliahanku dengan suasana hati yang agak sedikit berbeda, maklumlah, aku sedang kasmaran coy.

Ya sesuai dengan prediksiku, kalo aku mempunyai seorang pacar maka ini akan sangat memotivasi diri untuk tetap semangat menjalani perkuliahan. Setelah mempersiapkan segalanya, akupun langsung berangkat ke kampus dengan berjalan kaki. Semoga hari ini lancar ya Tuhan “dalam hatiku terpanjatkan doa”.
Setalah kupastikan tidak ada perkuliahan lagi, aku langsung pulang ke kost. Kenapa aku berkata seperti itu, karena di jurusanku ini memang jadwal perkuliahan terkadang berubah-ubah dan bahkan perubahan itu sering kali mendadak, sehingga membuat mahasiswanya kebingungan. Tidak jarang aku tertinggal mata kuliah karena jadwal yang sering berubah-ubah.
Ah itu tidak terlalu penting, yang ada di kepalaku hanyalah bahwa aku harus menjalani kuliah dengan sungguh-sungguh, setidaknya aku sudah mempunyai niat baik, dan di setiap niatan baik pasti Tuhan selalu memberikan jalan, dan itulah yang selalu memotivasiku untuk menjalani kuliah.
Entah kenapa fikiranku tidak pernah lepas dari bayangan cewe dari stikes yang satu ini, aku selalu ingin bertemu dengannya,


AKU TIDAK BISA MENYELESAIKAN TULISANKU INI, KARENA KETIKA AKU BELUM SEMPAT MENYELESAIKANNYA, AKU TELAH MERASAKAN SAKIT !!

Aku sangat merindukannya ya Tuhan, hatiku selalu ingin bersamanya. Tetapi apalah dayaku, Dia yang mengakhiri hubungan kami, jadi aku tak dapat melakukan apapun. Dilla adalah cinta pertamaku ya Tuhan, jika dia jodohku maka jagalah dia untukku, lindungilah hatinya untukku, aku sangat tersiksa dengan keadaan ini, aku tidak lagi memiliki semangat dalam menjalani kehidupan yang keras ini, penuh dangan rintangan, hambatan. Aku butuh dia ya Tuhan, aku ingin dia selalu berada di sampingku. Selalu membrikan semangat ketika aku terjatuh, Aku ingin pundaknya hanya untukku kelak ketika aku merasakan lelahnya berjalan menyusuri luasnya dunia yang harus aku jalani dengan tegar. Ya Tuhan jika dia bukan jodohku, maka jauhkanlah kami, aku tak ingin lagi melihatnya, karena itu akan sangat menyakitkan sekali.  Aku sedih sekali, rasanya aku tidak memiliki tujuan lagi. Untuk apa aku hidup di dunia jika bukan karenanya, untuk apa aku merasakan lelah yang begitu melelahkan jika bukan karenanya. Aku merasa  seperti kapas yang tertiup angin yang sangat kencang, apalah daya kapas, ia hanya bisa mengikuti arah angin yang tidak pernah di ketahui arah tujuannya, walaupun begitu kapas tetap terus mengikuti arah angin, dan aku pasrah menyerahkan semuanya hanya kepada Mu Tuhan. Hanyalah Engkau yang tahu bagaimana dia membuka dan menutup kembali hati ini tanpa permisi. Jauhkan dia dari hidupku Tuhan, kumohon ! Aku tidak ingin terus berada dalam keterpurukan yang begitu menyesakkan jiwa. Bagaimana dengan perkuliahanku, masa depanku kelak, jika sampai sekarang aku masih saja melihat wajahnya. Bagaimana aku bisa lupa, bagaimana aku bisa bangkit kembali bila ternyata aku masih merasakan sakitnya, hancurnya perasaanku. Sekarang senyumku dan tawaku bukan lagi lambang kebahagiaanku, aku lupa bagaimana caranya tertawa dengan begitu lepasnya, aku telah lupa bagaimana caranya tertawa hingga terbahak-bahak, aku telah lupa sagalanya. Entahlah, rasanya begitu menyakitkan sekali ketika aku mendengarkan lagu Rossa-terlalu cinta. Tapi enggan bagiku untuk men-delete lagu ini karena aku tidak mempunyai alasan yang kuat. Tuhan, aku sangat percaya jika engkau maha penyayang kepada hambanya, engkau tidak mungkin rela melihat hambanya terus berada dalam keterpurukan, jadi berilah aku jalannya. Dia adalah orang ke-2 setelah orang tuaku yang mampu membuat aku menangis ketika mengingatnya, dia adalah wanita ke-3 yang sangat aku sayangi setelah ibu dan kakak perempuanku, dan bagiku dia adalah orang ke-2 yang sukses membuat aku menangis tanpa henti setelah wafatnya ayahku. Bagaimana aku dapat berjalan kembali ketika aku mengingat dalam hatiku masih terdapat luka, luka yang datang, pergi dan datang kembali.

Jalan hidup seseorang memang tidak ada yang mengetahui, termasuk diriku sendiri. Setelah Dilla mengakhiri hubungan kami. Fix, kamipun tidak pernah ada lagi komunikasi, baik sms ataupun telpon. Semua terasa berat kujalani, walaupun begitu hidup masih tetap harus berjalan, toh bumi beserta isinya pun tidak akan pernah peduli dengan semua keluhanku. Aku harus mulai menata kembali kehidupan, menempatkan sesuatu pada tempatnya kembali dan membuang semua hal-hal yang tidak perlu, termasuk menghapus semua hal tentang Dilla.
Tentu saja semua orang tidak akan mau merasakan yang namanya sakit hati, tetapi pada hakikatnya dengan rasa sakit inilah manusia dapat tegar & kuat dalam menjalani kehidupan. Dan rasa sakit adalah bagian dari warna-warninya kehidupan. Ketika kita tua kelak, ada sesuatu yang bisa kita kenang, walaupun itu rasa sakit